transmitter dan control valve

Transmitter

            Transmitter adalah sebagai alat menampilkan nilai yang di ukur oleh  sensing element (berupa thermocouple) menjadi sinyal pengukuran yang kemudian ditransmisikan ke control room (ruang kontrol).

Gambar 3.3 Transmitter

Adapun transmitter yang digunakan pada plant CDU II adalah sebagai berikut:

·                    Temperatur Transmitter

Temperatur transmitter pada CD II menggunakan sensor Thermocouple untuk mengukur suhu minyak yang dimasak. 

Gambar 3.4 Temperatur Transmitter

·                    Flow Transmitter

Flow Transmitter digunakan untuk mendeteksi laju aliran dari suatu proses pemindahan cairan, gas atau uap dalam pipa. Seperti halnya transmitter tekanan, transmitter aliran ini juga menggunakan prinsip kerja tekanan. Flow transmitter menggunakan orifis untuk mendapatkan perbedaan tekanan.

Gambar 3.5 Flow Transmitter

·                     Pressure Transmitter

Pressure Transmitter yang digunakan pada plant merupakan seri EJA Absolute Pressure and Gauge Pressure Transmitter. Dalam pengukuran tekanan didalam pipa ataupun tangki, transmitter ini tidak menggunakan perangkat tambahan, hanya menggunakan pipa kecil yang diambil dari aliran proses. Tekanan tersebut kemudian dikonversi menjadi besaran digital oleh suatu converter didalam transmitter itu sendiri.

    Gambar 3.6 Pressure Transmitter

3.4       Control Valve

Control valve adalah kran untuk mengatur kondisi operasi seperti temperature, pressure, flow dan liquid level. Alat ini bekerja sebagai sebuah pengatur aliran dalam pipa proses, caranya buka atau tutup sebagian kran sesuai dengan sinyal yang diterima dari controller (DCS). Controller ini punya data set point (nilai yang di diukur oleh sensor yang  mengatur  perubahan kondisi kran) yang nilainya diberikan oleh sensor independen yang memantau perubahan dalam kondisi operasi dan dibandingkan dengan nilai yang diinginkan (nilainya ditentukan oleh operator). Pemakaian control valve pada steam yang temperaturnya relatif tinggi di atas 230° C. Di sarankan menggunakan Spin Bonnet sebagai heat sink agar packing dan inner part tidak mudah rusak. Pemakaian control valve pada temperatur rendah, di sarankan menggunakan bonnet yang lain

Gambar 3.7 Control Valve

3.4.1    Jenis-jenis Control Valve

Ada 2 jenis control valve berdasarkan suplai udara, yaitu:

·                    Fail open (FO) atau air to close (ATC)

FO menunjukkan  tidak ada suplai udara (fail) maka katup terbuka (open). Untuk menutupnya (close) diperlukan suplai udara (air).

                 

Gambar 3.8 Control Valve ATC

·                     Fail closed (FC) atau air to open (ATO)

FC menunjukkan  tidak ada suplai udara (fail) maka katup tertutup (close). Untuk membukanya (open) diperlukan suplai udara(air).

  Gambar 3.9 Control Valve ATO

3.4.2    Bagian Control Valve

·                    Actuator

Bagian yang membuka penutup valve (ini yang mudah dilihat secara fisik dilapangan, letaknya dibagian atas valve, besar dan khas). Actuator ini ada yang digerakkan secara pneumatic (memakai air compresor) dan elektrik-hydraulic (memakai listrik).

·                    Valve (Valve Body Assembly)

Komponen mekanis yang menentukan besarnya aliran ke proses karena fungsi control valve buat throttling (valve tekanan tinggi), maka valve yang dipakai adalah valve tipe throttling (globe, butterfly, diafragma, camflex, dsb) untuk aplikasi tekanan tinggi biasanya dilengkapi dengan positioner (penguat) untuk menghilangkan gejala hysteresis (perbedaan bukaan valve dengan manipulated variable).